KAI Pulihkan Layanan di Sumut dan Sumbar

KAI Pulihkan Layanan di Sumut dan Sumbar. Sumatera mulai bernapas lega setelah banjir bandang akhir November 2025 yang lumpuhkan hampir seluruh transportasi darat. PT Kereta Api Indonesia (KAI) akhirnya pulihkan layanan penuh di Sumatera Utara (Sumut) dan Sumatera Barat (Sumbar) per 9 Desember, tepat saat libur Natal dan Tahun Baru mendekat. Jalur Medan-Binjai normal sejak 3 Desember, sementara Duku-BIM aman dilalui pukul 01.30 WIB hari ini. Bencana ini tewaskan ratusan jiwa, rusak infrastruktur Rp68 triliun, dan isolasi jutaan warga—tapi kini, kereta kembali bergulir, bawa harapan mobilitas lancar. Kisah KAI ini bukan cuma soal rel besi, tapi ketangguhan tim yang kerja 24 jam demi pulihkan napas ekonomi daerah.

Dampak Banjir terhadap Layanan KAI

Banjir datang ganas sejak 26 November, dipicu hujan ekstrem 200 mm/hari yang jebolkan Sungai Deli di Sumut dan sungai-sungai di Sumbar. Di Sumut, jalur Medan-Binjai hancur di tiga titik gogosan: km 8+3/4, km 9+5/8, dan km 15+5/6—tanah longsor, rel bergeser, dan genangan setinggi dua meter lumpuhkan KA Srilelawangsa relasi Medan-Binjai-Kualabingai selama enam hari, dari 27 November hingga 2 Desember. Penumpang ribuan terdampak, terpaksa beralih bus atau ojek—harga tiket naik 30%, macet parah di Binjai.

Di Sumbar, lintas Duku-Bandara Internasional Minangkabau (BIM) terendam lumpur, rusak balas dan bantalan rel, sementara longsor di lereng bukit ancam stabilitas tanah. KA Minangkabau Ekspres terhenti, ganggu akses wisatawan ke Padang dan bandara—ekonomi lokal rugi Rp5 miliar harian dari turunnya penumpang. Secara keseluruhan, 12 ruas jalan rel nasional terputus, termasuk lintas Aceh yang masih parsial pulih. Warga seperti Icha, mahasiswa Binjai yang kuliah di Medan, cerita perjuangan nyebrang banjir pakai perahu karet: “Enam hari tanpa kereta, saya bolos tiga kali—untung sekarang normal.” Dampaknya luas: pasok makanan terganggu, harga beras naik 20%, dan evakuasi bencana mandek tanpa rel andal.

Upaya Pemulihan oleh KAI

KAI tak buang waktu. Direktur Utama Bobby Rasyidin langsung turun ke lapangan sejak 28 November, koordinasi dengan BNPB dan Kemenhub untuk drop material darurat. Di Sumut, tim prasarana tambah 1.200 m³ batu balas dari Stasiun Bamban, padatkan tanah, dan kembalikan geometri rel—pemeriksaan ketat oleh 200 personel TNI-Polri pastikan aman sebelum buka 3 Desember. KA Srilelawangsa restart dengan inspeksi harian, kapasitas 80% awal untuk hindari overcrowd.

Di Sumbar, fokus Duku-BIM: bersihkan drainase, ganti bantalan rusak, dan uji stabilitas tanah sejak 27 November. Pukul 01.30 WIB hari ini, jalur dinyatakan siap setelah tes KA Minangkabau Ekspres pertama—petugas pantau 24/7 via drone untuk cegah longsor residu. Total biaya pemulihan Rp150 miliar, dari anggaran darurat, plus kolaborasi DJKA Kemenhub yang kirim alat berat. Bantuan KAI tak berhenti di rel: salur Rp50 juta ke Aceh untuk kebutuhan pokok, pelayanan kesehatan gratis di Sumbar minggu pertama Desember, dan 500 kantong jenazah sesuai rekomendasi BPBD. “Kami prioritas keselamatan, bukan cepat saja,” tegas Bobby, yang inspeksi langsung di Medan.

Manfaat Pemulihan dan Respons Warga

Pemulihan ini datang pas waktunya. Di Sumut, Divre I catat 2,38 juta penumpang Januari-November 2025—naik 8% YoY—dengan KA Putri Deli paling laris 1,17 juta jiwa, diikuti Sribilah Utama 679 ribu. Stasiun Medan jadi pusat: 859 ribu berangkat, 885 ribu tiba. Kini, normalisasi bantu stok mudik Nataru, kurangi kemacetan 15% di koridor Medan-Binjai. Ekonomi riak: pedagang stasiun Binjai dagang naik 25%, petani Binjai antar hasil panen lancar.

Di Sumbar, akses BIM pulih berarti wisatawan Padang bisa terbang tanpa ribet—target 500 ribu penumpang akhir tahun. Warga apresiasi: Icha bilang, “Kereta kembali, hidup normal lagi—bisa kuliah tanpa drama banjir.” Gotong royong muncul: relawan lokal bantu bersih rel, sementara KAI tambah armada PSO subsidi untuk kelas bawah. Tantangan kecil ada—cuaca hujan residu—tapi monitoring real-time via app KAI bantu penumpang update jadwal. Ini jadi model: layanan aman, nyaman, dan andal, seperti janji KAI.

Kesimpulan

Pemulihan layanan KAI di Sumut dan Sumbar jadi kabar gembira di tengah duka banjir yang tewaskan ratusan. Dari gogosan Medan-Binjai hingga stabil Duku-BIM, upaya Bobby Rasyidin dan tim pulihkan 2,38 juta penumpang tahunan, siapkan mudik lancar Nataru. Lebih dari rel, ini soal ketangguhan: bantuan Rp50 juta ke korban, kesehatan gratis, dan keselamatan prioritas. Tapi pelajaran besar: drainase rel kuat dan reboisasi hulu sungai harus segera, cegah bencana tahunan. Sumatera bangkit, kereta bergulir—harapnya, perjalanan selanjutnya tak lagi terganggu, bawa warga ke hari cerah.

Baca Selengkapnya…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *