Kondisi Terkini Usai Terjadi Badai Byron di Gaza. Badai Byron mulai menerjang Gaza sejak Rabu hingga Jumat pekan ini, menyebabkan banjir besar di kamp-kamp pengungsian dan keruntuhan bangunan yang sudah rapuh. Setidaknya 12 hingga 16 warga Palestina meninggal dunia, termasuk anak-anak dan bayi akibat hipotermia serta tertimpa reruntuhan. Lebih dari 27 ribu tenda rusak atau terendam, memengaruhi ratusan ribu pengungsi yang sudah kehilangan tempat tinggal akibat konflik berkepanjangan. Kondisi ini menambah lapisan penderitaan baru di tengah krisis yang belum pulih sepenuhnya. BERITA BOLA
Dampak Langsung Badai pada Pengungsi: Kondisi Terkini Usai Terjadi Badai Byron di Gaza
Badai ini menyebabkan banjir parah di berbagai kamp pengungsian, seperti di Deir al-Balah, Khan Younis, dan Gaza City. Ribuan tenda terendam air hingga ketinggian 20 sentimeter, membuat tempat tidur, pakaian, dan makanan basah kuyup. Angin kencang merobek tenda dan meruntuhkan dinding sementara, sementara suhu dingin malam hari mengakibatkan kematian akibat hipotermia, terutama pada bayi dan anak kecil. Beberapa kasus tragis mencatat bayi berusia beberapa bulan meninggal karena kedinginan di tenda yang bocor. Selain itu, 13 bangunan runtuh, menewaskan penghuninya yang sebagian besar pengungsi. Tim pertahanan sipil menerima ribuan panggilan darurat, tapi terhambat kurangnya peralatan dan bahan bakar.
Risiko Kesehatan dan Lingkungan: Kondisi Terkini Usai Terjadi Badai Byron di Gaza
Banjir dari Badai Byron bercampur dengan limbah mentah karena jaringan saluran air rusak parah. Hal ini meningkatkan risiko penyebaran penyakit seperti kolera dan disentri. Air tanah juga terkontaminasi, sementara genangan air stagnan menjadi sarang nyamuk dan lalat. Pengungsi yang sudah lemah karena kekurangan gizi kini menghadapi ancaman kesehatan lebih besar, dengan anak-anak menunjukkan gejala sakit akibat basah kuyup terus-menerus. Kurangnya pakaian hangat, selimut, dan tenda tahan air memperburuk situasi, terutama di musim dingin yang baru dimulai.
Respons dan Tantangan Kemanusiaan
Tim lokal berusaha menguras air dan memperkuat tenda dengan material seadanya, seperti kayu dari reruntuhan. Warga saling bantu mengamankan tempat tinggal dan membagikan makanan panas. Namun, masuknya bantuan terhambat, dengan ribuan truk menunggu di perbatasan membawa tenda, selimut, dan perlengkapan musim dingin. Otoritas setempat mendesak akses cepat untuk mencegah bencana lebih lanjut, sementara badai diperkirakan masih berlanjut beberapa hari.
Kesimpulan
Badai Byron meninggalkan Gaza dalam kondisi lebih rentan, dengan korban jiwa dan kerusakan yang menambah beban kemanusiaan sudah berat. Pengungsi yang hidup di tenda tipis kini menghadapi musim dingin tanpa perlindungan memadai. Situasi ini menekankan urgensi bantuan segera dan solusi jangka panjang untuk tempat tinggal layak. Dengan solidaritas warga dan respons cepat, harapannya Gaza bisa melewati masa sulit ini, meski tantangan masih besar di depan. Kebersamaan jadi kunci utama bertahan di tengah cobaan berlapis.